BAB I
Pendahuluan
Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10.
Para
raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti
yang tersebar di Jawa
Tengah dan Jawa
Timur,
serta membangun banyak candi baik yang
bercorak Hindu maupun Buddha.
Kerajaan Medang akhirnya runtuh pada awal abad ke-11.
Perumusan
Masalah
Pada materi yang kita tuju kali ini adalah awal perkembangan hingga masa keruntuhan Kerajaan Medang. Kerajaan Medang biasa disebut kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Awal perkembangan
Kerajaan
Mataram Kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 masehi.
Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang).
Pada
saat itu didirikan sebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah
bukit didaerah Kunjarakunja yang didirikan oleh Raja Sanjaya,
Jawadwipa yang dimana daerah ini merupakan daerah yang kaya raya akan hasil
bumi terutama padi dan emas sehingga di masa selanjutnya kerajaan ini banyak
melakukan hubungan dagang dengan daerah lain.
Berikut merupakan peta persebaran Kerajaan Mataram Hindu
msmunir.batan.go.id/sejarah_kediri/mataram.html
SUMBER
SEJARAH
Prasasti Canggal (732 M)
Berisi tentang peringatan
terhadap didirikannya sebuah Lingga di atas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja
oleh Sanjaya.
Berisi tentang para guru
keluarga raja (Sailendrawangsatilaka) telah berhasil membujuk Maharaja
Tejahpurnapana Panangkarana untuk mendirikan bangunan suci bagi Dewi Tara dan
sebuah biara untuk para pendeta dalam kerajaan keluarga Sailendra.
Prasasti Kelurak (782 M)
Pada prasasti ini
menerangkan bahwa keberadaan kekuasaan Dinas Airlangga
Prasasti Sri Kaluhunan
Prasasti Ratu Boko (856 M)
Berisi tentang ketidak
jelasan timbul mengenai candi rara jonggrang di Prambanan, untuk menyangingi
kemegahan Borobudur milik wangsa Syailendra
Prasasti Nalanda (860 M)
Prasasti Mantyasih (907 M)
MASA
PERKEMBANGAN
Di
wilayah Jawa Tenggah, pada sekitar abad ke-8, perkembangan sebuah Kerajaan
Mataram Kuno. Pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno disebut Bhumi Mataram
yang terletak di pedalaman Jawa Tenggah.
Daerah
tersebut memiliki banyak pegununggan dan sungai
seperti Sungai Bogowanto, Sungai Progo, dan Bengawan Solo.
KEHIDUPAN PEMERINTAHAN
Dinasti
Sanjaya berkuasa sekitar abad ke-7.Dari prasasti cangal disebutkan adanya
pendirian lingga yang merupakan lamban Dewa Syiwa, Adapun raja-raja yang sempat
memerintah kerajaan Mataram Kuno antara lain:
a) Rakai Mataram
Sang Ratu Sanjaya (732-760
M)
b) Sri Maharaja
Rakai Panangkaran (760-780
M)
c) Sri Maharaja
Rakai Panunggalan (780-800
M)
d) Sri Maharaja Rakai
Warak (800-820
M)
e) Sri Maharaja
Rakai Garung (820-840
M)
f) Sri
Maharaja Rakai Pikatan (840-863
M)
g) Sri Maharaja
Rakai Kayuwangi (863-882
M)
h) Sri Maharaja
Rakai Watuhumalang (882-898
M)
i) Sri
Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910
M)
Tim mgmp sejarah lks
sejarah kelas IX Prasasti berdasarkan KTSP 2006
Pada
masa pemerintahan Rakai Garung pembangunan kompleks candi dilanjutkan di Jawa
Tengah bagian utara, terutama di sekitar
pegunungan Dieng. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya kompleks bangunan candi
Hindu di dataran tinggi Dieng, seperti:
candi
Semar
candi
Srikandi
candi
Punta dewa
candi
Arjuna
candi
Sembadra
Selain
itu di bangun pula kompleks candi Gedong Sanga yang terletak di
sebelah kota Semarang sekarang.
Tim mgmp sejarah lks sejarah kelas IX Prasasti
berdasarkan KTSP 2006
Kerajaan
Mataram Kuno dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang terkenal sebagai
seorang raja yang besar, gagah berani . Ia adalah penganut Hindu Syiwa yang
taat. Beliau kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sankhara. Raja
Sankhara lebih progresif dan bijaksana daripada Sanjaya sehingga Mataram Kuno
lebih cepat berkembang.
Ketika Raja
Sankhara berkuasa, kerajaan Mataram Kuno mulai mengadakan pembangunan beberapa
candi megah seperti :
candi Kalasan
candi Sewu
candi Sari
candi Pawon
candi Mendut
Candi Borobudur
Setelah
Rakai Garung meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Kekuasaan Rakai
Pikatan pun bertambah luas meliputi seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ia
pun memulai pembangunan candi Prambanan (Candi Rara Jonggrang).
Setelah
Raja Pikatan wafat ia digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Pada masa pemerintahan
Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak menghadapi masalah dan berbagai persoalan yang
rumit sehingga zaman keemasan Mataram Kuno mulai memudar.
Saat Rakai Kayuwangi meninggal ia digantikan oleh Rakai
Watuhumalang. Ia melanjutkan pembangunan Candi Prambanan, dan candi
Prambananpun selesai pada abad ke 919 pada pemerintahan Raja Daksa.
KEHIDUPAN POLITIK EKONOMI SOSIAL BUDAYA
1.
Kehidupan
Politik
Untuk
mempertahankan wilayah kekuasaannya, mataram Kuno menjalin kerjasama dengan
kerajaan tetangga, misalnya Sriwijaya, Siam dan India. Selain itu, Mataram Kuno
juga menggunakan system perkawinan politik. Misalnya pada masa pemerintahan
Samaratungga yang berusaha menyatukan kembali Wangsa Syailendra dan Wangsa
Sanjaya dengan cara anaknya yang bernama Pramodyawardhani (Wangsa Syailendra)
dinikahkan dengan Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya).
Wangsa
Sanjaya merupakan penguasa awal di Kerajaan Mataram Kuno, sedangkan Wangsa
Syailendra muncul setelahnya yaitu mulai akhir abad ke-8 M. Dengan adanya
perkawinan politik ini, maka jalinan kerukunan beragama antara Hindu (Wangsa
Sanjaya) dan Buddha (Wangsa Syailendra) semakin erat.
2.
Kehidupan
Ekonomi
Pusat
kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah sungai Progo, Daerah itu amat subur
sehingga rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Usaha untuk
meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak masa
pemerintahan Rakai Kayuwangi.
Usaha
perdagangan juga mulai mendapat perhatian. Raja telah memerintahkan untuk
membuat pusat-pusat perdagangan , serta penduduk disekitar kanan-kiri aliran
Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas
perdagangan melalui aliran sungai tersebut. Lancarya pengangkutan perdagangan
melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.
3.
Kehidupan
Sosial
Kerajaan
Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan
agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Sikap
itu dibuktikan ketika mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur.
Masyarakat
Hindu yang sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi Borobudur,
tetapi karena sikap toleransi dan gotong royong yang telah mendarah daging
turut juga dalam pembangunan tersebut.
stiebanten.blogspot.com/2011/10/makalah-kerajaan-mataram-kuno-dan.html
Keteraturan
kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya kepatuhan
hukum pada semua pihak. Peraturan hukum yang dibuat oleh penduduk desa ternyata
juga di hormati dan dijalankan oleh para pegawai istana. Semua itu bisa
berlangsung karena adanya hubungan erat antara rakyat dan kalangan istana.
4.
Kehidupan
Budaya
Semangat
kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi. Hal itu dibuktikan
dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti dan candi. Prasasti
peniggalan dari Kerajaan Mataram Kuno, seperti :
prasasti Canggal (tahun 732 M)
prasasti
Kelurak (tahun 782 M)
prasasti Mantyasih (Kedu)
prasasti Mantyasih (Kedu)
Juga
dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula, candi
Prambanan, candi Sambisari, cadi Ratu Baka, dan candi Sukuh.
MASA
KERUNTUHAN
Kemunduraan
Kerajaan Mataram Kuno karena kedudukan ibukota Kerajaan yang semakin lama
semakin lemah dan tidak menguntungkan, maka pada abad ke-10 pusat Kerajaan
Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok. Hal ini disebabkan oleh
:
Terjadi
bencana alam, meletusnya gunung Merapi
Di
Jawa Tengah kehabisan sumber emas untuk membayar pegawai sehingga mencari
sumber emas baru
Jawa
Tengah merupakan wilayah agraris yang tidak memiliki pelabuhan, maka pindah ke
Jawa Timur untuk mencari pelabuhan baru sekaligus perubahan dari Kerajaan
Agraris menjadi Kerajaan Agraris Maritim
Untuk
menghindarkan diri dari ancaman Kerajaan Sriwijaya
Oleh
karena itu pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur (di
bagian hilir sungai Brantas) oleh Mpu Sindok. Sejak saat itu Kerajaan Mataram
Kuno dikenal dengan Kerajaan Medang Kawulan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kerajaan
Medang atau yang biasa disebut dengan Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu
adalah kerajaan yang bercorak Hindu yang pada awalnya terletak di Jawa Tengah.
Kerjaan ini dibangun oleh Raja Sanjaya pada abad ke-8 yang mempunyai bukti di
dalam Prasasti Canggal (732 M).
Kerajaan
mataram kuno dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya. Pada masa
kepempimpinannya ia bersikap bijaksana dan baik lalu setelah ia meninggal ia
digantikan oleh Raja Sankhara yang tidak lain adalah putranya sendiri. Pada
masa kepemimpinan Raja Sankhara Kerajaan Mataram Kuno mengalami masa keemasan
atau masa kejayaan.
Setelah
Rakai Garung meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Setelah Raja Pikatan
wafat ia digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Pada masa pemerintahan Rakai
Kayuwangi Kerajaan banyak menghadapi masalah dan berbagai persoalan yang rumit
sehingga zaman keemasan Mataram Kuno mulai memudar .
Perpindahan
Kerajaan Mataram Kuno yang awalnya berada Di Jawa Tengah lalu dipindahkan ke
Jawa Timur terjadi karena ada beberapa faktor, yaitu terjadi bencana alam, di
Jawa Tengah kehabisan sumber emas, Jawa Tengah merupakan wilayah agraris yang
tidak memiliki pelabuhan, dan untuk menghindari dari ancaman Kerajaan
Sriwijaya. Sejak saat itu, Kerajaan Mataram Kuno dikenal dengan Kerajaan Medang
Kawulan.
SARAN
Supaya Kerajaan Medang
atau Kerajaan Mataram Kuno tidak runtuh, sebaiknya pada saat itu Raja Kerajaan
Mataram Kuno tetap menjaga kerajaannya untuk berada di Jawa Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Tim mgmp sejarah lks
sejarah kelas IX Prasasti berdasarkan KTSP 2006
msmunir.batan.go.id/sejarah_kediri/mataram.html
stiebanten.blogspot.com/2011/10/makalah-kerajaan-mataram-kuno-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar